Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Peta Bumi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan
perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas
permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo
(“Bumi”) dan graphein (“menulis”, atau “menjelaskan”).
Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subjek ini, yang
terkenal adalah Geographia tulisan Klaudios Ptolemaios (abad kedua).
Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi
tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa
di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan “lokasi
pada ruang.” Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh
alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari
perbedaan yang terjadi itu.
Pengertian menurut para ahli
Erastothenes (abad ke-1)
Geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi.
Ullman (1954)
Geografi adalah interaksi antar ruang.
Strabo (1970)
Geografi erat kaitannya dengan faktor lokasi, karakterisitik tertentu
dan hubungan antar wilayah secara keseluruhan. Pendapat ini kemuadian
disebut konsep Natural Atrribut of Place.
Prof. Bintarto (1981)
Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi,
baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup
beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan, dan
regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan
pembangunan.
Hasil seminar dan lokakarya di Semarang (1988)
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam
konteks keruangan.
Konsep
Konsep Lokasi
Konsep lokasi adalah konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer. Konsep lokasi dibagi atas:
Lokasi absolut : lokasi menurut letak lintang dan bujur
bersifat tetap. Contoh : Indonesia terletak di antara 6°LU-11°LS dan di
antara 95°BT-141°BT.
Lokasi relatif : lokasi yang tergantung pengaruh daerah
sekitarnya dan sifatnya berubah. Contoh: Indonesia terletak antara Benua
Asia dan Australia.
Konsep Jarak
Dalam kehidupan sosial ekonomi, jarak memiliki arti penting. Dalam
geografi jarak dapat diukur dengan dua cara, yaitu jarak geometrik
dinyatakan dalam satuan panjang kilometer dan jarak waktu yang diukur
dengan satuan waktu (jarak tempuh).
Konsep Keterjangkauan
Sulit atau mudahnya suatu lokasi untuk dapat dijangkau dipengaruhi
oleh lokasi, jarak dan kondisi tempat. Contoh: Surabaya–Jakarta bisa
ditempuh dengan bus atau pesawat.
Konsep Pola
Pola merupakan tatanan geometris yang beraturan. Contoh, penerapan
konsep pola adalah pola permukiman penduduk yang memanjang mengikuti
jalan raya atau sungai.
Konsep Geomorfologi
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan
bumi. Ilmu geografi tidak terlepas dari bentuk-bentuk permukaan bumi,
seperti pegunungan, perbukitan, lembah dan dataran. Hal inilah yang
menyebabkan permukaan bumi merupakan objek studi geografi.
Konsep Aglomerasi
Aglomerasi merupakan kecenderungan pengelompokan suatu gejala yang
terkait dengan aktivitas manusia. Misalnya pengelompokan kawasan
industri, pusat perdagangan dan daerah pemukiman.
Konsep Nilai Kegunaan
Manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk
hidup, tidak akan sama pada semua orang. Nilai kegunaan pun bersifat
relatif. Misalnya pantai mempunyai nilai kegunaan yang tinggi sebagai
tempat rekreasi bagi warga kota yang selalu hidup dalam keramaian,
kebisingan dan kesibukan.
Konsep Interaksi Interdependensi
Interaksi merupakan terjadinya hubungan yang saling mempengaruhi
antara suatu gejala dengan gejala lainnya. Contohnya adalah perbedaan
kondisi antara daerah pedesaan dan perkotaan yang kemudian dapat
menimbulkan suatu kegiatan interaksi seperti halnya penyaluran kebutuhan
pangan, arus urbanisasi maupun alih teknologi.
Konsep Diferensiasi Area
Fenomena yang berbeda antara tempat yang satu dengan yang lain. Contoh: Areal pedesaan khas dan corak persawahan.
Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan antara suatu fenomena dengan fenomena lainnya merupakan
suatu keterkaitan keruangan. Misalnya hubungan antara kemiringan lereng
di suatu wilayah dengan ketebalan lapisan tanah serta hubungan antara
daerah kapur dengan kesulitan air.
Pendekatan
Pendekatan Spasial (Keruangan)
Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi
karena merupakan studi tentang keragaman ruang muka bumi dengan menelaah
masing-masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang muka bumi
meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya
masyarakatnya. Dalam mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli
geografi sangat memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran),
interelasi serta interaksinya. Salah satu contoh pendekatan keruangan
tersebut adalah sebidang tanah yang harganya mahal karena tanahnya subur
dan terletak di pinggir jalan. Pada contoh tersebut, yang pertama
adalah menilai tanah berdasarkan produktivitas pertanian, sedangkan yang
kedua menilai tanah berdasarkan nilai ruangnya yaitu letak yang
strategis.
Pendekatan Ekologi (Lingkungan)
Pendekatan lingkungan didasarkan pada salah satu prinsip dalam
disiplin ilmu biologi, yaitu interelasi yang menonjol antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Di dalam analisis lingkungan geografi
menelaah gejala interaksi dan interelasi antara komponen fisikal
(alamiah) dengan nonfisik (sosial). Pendekatan ekologi melakukan
analisis dengan melihat perubahan komponen biotik dan abiotik dalam
keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Misalnya, suatu padang rumput yang
ditinggalkan oleh kawanan hewan pemakan rumput akan menyebabkan
terjadinya perubahan lahan dan kompetisi penghuninya.
Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)
Analisis kompleks wilayah membandingkan berbagai kawasan di muka bumi
dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari
masing-masing wilayah secara komprehensif. Contohnya, wilayah kutub
tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya dengan wilayah
khatulistiwa.[1]
Prinsip dasar
Ada 4 prinsip utama dalam menganalisis gejala geosfer.
Prinsip persebaran, artinya persebaran bentang alam di permukaan
bumi tidak merata sehingga setiap wilayah akan berbeda dengan wilayah
lain. Contohnya persebaran jumlah transmigran di Indonesia tidak merata,
ada suatu wilayah yang jumlahnya besar dibandingkan dengan yang lain
sesuai dengan luas wilayahnya.
Prinsip interelasi, artinya fenomena geosfer yang satu mempunyai
hubungan dengan fenomena geosfer yang lain, gejala yang satu berkaitan
dengan gejala yang lain. Contohnya sebagian besar penduduk desa bermata
pencaharian sebagai petani karena masih tersedianya lahan untuk digarap.
Prinsip deskripsi, artinya untuk menggambarkan fenomena geosfer
memerlukan deskripsi, melalui tulisan, tabel, gambar atau grafik.
Contohnya peta persebaran lempeng tektonik di dunia.
Prinsip korologi, artinya dengan menganalisis suatu wilayah
berdasarkan ketiga prinsip sebelumnya maka suatu wilayah akan mempunyai
karakteristik tertentu. Prinsip ini merupakan simbol dari geografi
modern. Contohnya suhu udara di perkotaan lebih tinggi daripada di
pedesaan. Hal ini disebabkan salah satunya karena banyaknya sinar
matahari yang dipantulkan oleh bangunan-bangunan yang ada di perkotaan.
Prinsip pemetaan
PtolemyWorldMap.jpg
Peta dunia Ptolemy yang disusun kembali dari Geographia Ptolemeus
(sekitar 150) di abad ke-15, mengindikasikan “Sinae” (Cina) di ekstrem
kanan, luar pulau “Taprobane” (Sri Lanka, besar) dan “Aurea Chersonesus”
(Asia Tenggara)
Ptolemeus juga merancang dan menyediakan petunjuk tentang cara membuat
peta dunia yang dihuni (oikoumenè) dan provinsi Romawi. Pada bagian
kedua dari buku Geographia ia memberikan daftar topografi yang
diperlukan, dan keterangan untuk peta. Oikoumenè Nya membentang 180
derajat garis bujur dari kepulauan Canary di Samudra Atlantik ke Cina,
dan sekitar 80 derajat lintang dari Arktik, India timur sampai jauh ke
Afrika; Ptolemeus menyadari bahwa ia mengetahui hanya seperempat dari
seluruh dunia .
Sejarah
Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif
menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi, dengan pemikir utamanya
Thales dari Miletus, Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle,
Dicaearchus dari Messana, Strabo, dan Ptolemy. Bangsa Romawi memberi
sumbangan pada pemetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri dan
menambahkan teknik baru. Salah satu tekniknya adalah periplus, deskripsi
pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat
pelaut di lepas pantai; contoh pertamanya adalah Hanno sang Navigator
dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythraea, keduanya selamat di
laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut
Merah dan Teluk Persi.
Pada Zaman Pertengahan, bangsa Arab seperti al-Idrisi, Ibnu Battuta dan
Ibnu Khaldun memelihara dan terus membangun warisan bangsa Yunani dan
Romawi. Dengan perjalanan Marco Polo, geografi menyebar ke seluruh
Eropa. Selama zaman Renaissance dan pada abad ke-16 dan 17 banyak
perjalanan besar dilakukan untuk mencari landasan teoritis dan detail
yang lebih akurat. Geographia Generalis oleh Bernhardus Varenius dan
peta dunia Gerardus Mercator adalah contoh terbesar.
Setelah abad ke-18 geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang
lengkap dan menjadi bagian dari kurikulum di universitas di Eropa
(terutama di Paris dan Berlin), tetapi tidak di Inggris dimana geografi
hanya diajarkan sebagai sub-disiplin dari ilmu lain. Salah satu karya
besar zaman ini adalah Kosmos: sketsa deskripsi fisik Alam Semesta, oleh
Alexander vom Humboldt.
Selama lebih dari dua abad kuantitas pengetahuan dan perangkat pembantu
banyak ditemukan di Indonesia[rujukan?]. Terdapat hubungan yang kuat
antara geografi dengan geologi dan botani, juga ekonomi, sosiologi dan
demografi.
Di barat, selama abad ke-20, disiplin ilmu geografi melewati empat fase
utama: determinisme lingkungan, geografi regional, revolusi kuantitatif
dan geografi kritis.
Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik
manusia dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut
fanatik deteriminisme lingkungan adalah Carl Ritter, Ellen Churchill
Semple dan Ellsworth Huntington. Hipotesis terkenalnya adalah “iklim
yang panas menyebabkan masyarakat di daerah tropis menjadi malas” dan
“banyaknya perubahan pada tekanan udara pada daerah lintang sedang
membuat orangnya lebih cerdas”.
Ahli geografi determinisme lingkungan mencoba membuat studi itu menjadi
teori yang berpengaruh. Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini banyak
ditentang karena tidak mempunyai landasan dan terlalu mudahnya membuat
generalisasi (bahkan lebih sering memaksa). Determinisme lingkungan
banyak membuat malu geografer kontemporer, dan menyebabkan sikap skeptis
di kalangan geografer dengan klaim alam adalah penyebab utama budaya
(seperti teori Jared Diamond).
Geografi regional menegaskan kembali topik bahasan geografi pada ruang
dan tempat. Ahli geografi regional memfokuskan pada pengumpulan
informasi deskriptif tentang suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk
membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau region. Basis filosofi
kajian ini diperkenalkan oleh Richard Hartshorne.
Revolusi kuantitatif adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya
sebagai ilmu (sains), pada masa kebangkitan interes pada sains setelah
peluncuran Sputnik. Revolusioner kuantitatif, sering disebut “kadet
angkasa”, menyatakan bahwa kegunaan geografi adalah untuk menguji
kesepakatan umum tentang pengaturan keruangan suatu fenomena. Mereka
mengadopsi filosofi positifisme dari ilmu alam dan dengan menggunakan
matematika – terutama statistika – sebagai cara untuk menguji hipotesis.
Revolusi kuantitatif merupakan landasan utama pengembangan Sistem
Informasi Geografis.
Walaupun pendekatan positifisme dan pos-positifisme tetap menjadi hal
yang penting dalam geografi, tetapi kemudian geografi kritis muncul
sebagai kritik atas positifisme. Yang pertama adalah munculnya geografi
manusia. Dengan latar belakang filosofi eksistensialisme dan
fenomenologi, ahli geografi manusia (seperti Yi-Fu Tuan) memfokuskan
pada peran manusia dan hubungannya dengan tempat.
Pengaruh lainnya adalah geografi marxis, yang menerapkan teori sosial
Karl Marx dan pengikutnya pada geografi fenomena. David Harvey dan
Richard Peet merupakan geografer marxis yang terkenal. Geografi feminis,
seperti pada namanya, menggunakan ide dari feminisme pada konteks
geografis. Arus terakhir dari geografi kritis adalah geografi
pos-modernis, yang mengambil ide teori pos-modernis dan pos-strukturalis
untuk menjelajahi konstruksi sosial dari hubungan keruangan.
Metode
Hubungan keruangan merupakan kunci pada ilmu sinoptik ini, dan
menggunakan peta sebagai perangkat utamanya. Kartografi klasik
digabungkan dengan pendekatan analisis geografis yang lebih modern
kemudian menghasilkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang berbasis
komputer.
Geografer menggunakan empat pendekatan:
Sistematis – Mengelompokkan pengetahuan geografis menjadi kategori yang kemudian dibahas secara global
Regional – Mempelajari hubungan sistematis antara kategori untuk wilayah tertentu atau lokasi di atas planet.
Deskriptif – Secara sederhana menjelaskan lokasi suatu masalah dan populasinya.
Analitis – Menjawab kenapa ditemukan suatu masalah dan populasi tersebut pada wilayah geografis tertentu.
Cabang
Geografi fisik
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Geografi fisik
Cabang ini memusatkan pada geografi sebagai ilmu bumi, menggunakan
biologi untuk memahami pola flora dan fauna global, dan matematika dan
fisika untuk memahami pergerakan bumi dan hubungannya dengan anggota
tata surya yang lain. Termasuk juga di dalamnya ekologi muka bumi dan
geografi lingkungan.
Topik terkait: atmosfer – kepulauan – benua – gurun – pulau – bentuk
muka bumi – samudera – laut – sungai – danau – ekologi – iklim – tanah –
geomorfologi – biogeografi – garis waktu geografi, paleontologi –
paleogeografi – hidrologi.
Geografi manusia
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Geografi manusia
Cabang geografi non-fisik juga disebut antropogeografi yang fokus
sebagai ilmu sosial, aspek non-fisik yang menyebabkan fenomena dunia.
Mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan wilayahnya dan manusia
lainnya, dan pada transformasi makroskopis bagaimana manusia berperan di
dunia. Bisa dibagi menjadi: geografi ekonomi, geografi politik
(termasuk geopolitik), geografi sosial (termasuk geografi kota),
geografi feminisme dan geografi militer.
Topik terkait: Negara-negara di dunia – negara – bangsa – negara bagian –
perkumpulan individu – provinsi – kabupaten – kota – kecamatan
Geografi manusia-lingkungan
Selama masa determinisme lingkungan, geografi bukan merupakan ilmu
tentang hubungan keruangan, tetapi tentang bagaimana manusia dan
lingkungannya berinteraksi. Walaupun paham determinisme lingkungan sudah
tidak berkembang, masih ada tradisi kuat di antara geografer untuk
mengkaji hubungan antar manusia dengan alam. Terdapat dua bidang pada
geografi manusia-lingkungan: ekologi budaya dan politik dan penelitian
risiko-bencana. Karakter manusia yang harus memenuhi kebutuhan hidupnya,
maka harus melakukan penggunaan alam atau eksploitasi alam guna
terpenuhinya kebutuhan hidup.
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Cabang Geografi ini adalah cabang yang relatif baru. Dikembangkan pada
sekitar tahun 1980-an oleh para Geografiwan Eropa, terutama dari
Nederland. Saat kerjasama Universitas antar kedua negara dilakukan,
sejumlah ahli Geografi asal Belanda ikut serta dalam program
pencangkokan dosen di UGM. Hasilnya adalah lahirnya program studi baru
bernama Program Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah dan sekarang
lebih dikenal dengan Program Studi Pengembangan Wilayah. Sebelum berdiri
menjadi disiplin tersendiri yang memadukan Ilmu Geografi dengan Ilmu
Perencanaan Wilayah, proyek ini dikenal dengan nama Rural and Regional
Development Planning (RRDP). Selain itu dapat dijelaskan bahwa
perencanaan dan pengembangan wilayah dapat berkaitan dengan ilmu-ilmu
sosial terutama terkait dengan fenomena sosial yang terjadi di
masyarakat, sehingga sangat bersinggungan dengan konsep-konsep dan
teori-teori sosial yang ada.
Ekologi budaya dan politik
Ekologi budaya muncul sebagai hasil kerja Carl Sauer pada geografi dan
pemikiran dalam antropologi. Ekologi budaya mempelajari bagaimana
manusia beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Ilmu keberlanjutan
(sustainability) kemudian tumbuh dari tradisi ini. Ekologi poltik
bangkit ketika beberapa geografer menggunakan aspek geografi kritis
untuk melihat hubungan kekuatan alam dan bagaimana pengaruhnya terhadap
manusia. Misalnya, studi yang berpengaruh oleh Micahel Watts berpendapat
bahwa kelaparan di Sahel disebabkan oleh perubahan sistem politik dan
ekonomi di wilayah itu sebagai hasil dari kolonialisme dan menyebarnya
praktek kapitalisme.
Penelitian risiko-bencana
Penelitian pada bencana dimulai oleh Gilbert F. Withe, yang mencoba
memahami mengapa orang tinggal dataran banjir yang mudah terkena
bencana. Sejak itu, bidang ini berkembang menjadi multi disiplin dengan
mempelajari bencana alam (seperti gempa bumi) dan bencana teknologi
(seperti kebocoran reaktor nuklir). Geografer yang mempelajari bencana
tertarik pada dinamika bencana dan bagaimana manusia dan masyarakat
menghadapinya.
Geografi sejarah
Cabang ini mencari penjelasan bagaimana budaya dari berbagai tempat di
bumi berkembang dan menjadi seperti sekarang. Studi tentang muka bumi
merupakan satu dari banyak kunci atas bidang ini – banyak disimpulkan
tentang pengaruh masyarakat dahulu pada lingkungan dan sekitarnya.
Ada apa dibalik nama? Geografi sejarah dan kampus Berkeley
“Geografi Sejarah” tentu saja merupakan akibat timbal-balik dari
geografi dan sejarah. Tetapi di Amerika Serikat, mempunyai arti yang
yang lebih spesifik. Nama ini dikenalkan oleh Carl Ortwin Sauer dari
Universitas California, Berkeley dengan programnya mereorganisasi
geografi budaya (beberapa orang menyebutkan semua geografi) pada semua
wilayah, dimulai pada awal abad ke-20.
Bagi Sauer, muka bumi dan budaya di atasnya hanya bisa dipahami jika
mempelajari semua pengaruhnya (fisik, budaya, ekonomi, politik,
lingkungan) menurut sejarah. Sauer menekankan kajian wilayah sebagai
satu-satunya cara untuk mendapatkan kekhususan pada wilayah di atas
bumi.
Filosofi Sauer merupakan pembentuk utama pemikiran geografi di Amerika
pada pertengahan abad ke-20. Sampai sekarang kajian wilayah masih
menjadi bagian departemen geografi di kampus-kampus di AS. Tetapi banyak
geografer beranggapan ini akan membahayakan ilmu geografi itu sendiri
untuk jangka panjang: penyebabnya adalah terlalu banyak pengumpulan data
dan klasifikasi, sementara analisis dan penjelasannya terlalu sedikit.
Studi ini menjadi lebih spesifik pada wilayah sementara geografer
angkatan berikutnya berusaha mencari nama yang tepat untuk ini. Mungkin
ini yang menyebabkan krisis 1950-an pada geografi yang hampir
menghancurkannya sebagai disiplin akademis.
Teknik geografis
Penginderaan Jauh
Penginderaan Jauh merupakan terjemahan dari istilah remote sensing,
adalah ilmu, teknologi dan seni dalam memperoleh informasi mengenai
objek atau fenomena di (dekat) permukaan bumi tanpa kontak langsung
dengan objek atau fenomena yang dikaji, melainkan melalui media perekam
objek atau fenomena yang memanfaatkan energi yang berasal dari gelombang
elektromagnetik dan mewujudkan hasil perekaman tersebut dalam bentuk
citra. Pengertian ‘tanpa kontak langsung’ di sini dapat diartikan secara
sempit dan luas. Secara sempit berarti bahwa memang tidak ada kontak
antara objek dengan analis, misalnya ketika data citra satelit diproses
dan ditransformasi menjadi peta distribusi temperatur permukaan pada
saat perekaman. Secara luas berarti bahwa kontak dimungkinkan dalam
bentuk aktivitas ‘ground truth’, yaitu pengumpulan sampel lapangan untuk
dijadikan dasar pemodelan melalui interpolasi dan ekstrapolasi pada
wilayah yang jauh lebih luas dan pada kerincian yang lebih tinggi.
Pada awalnya penginderaan jauh kurang dipandang sebagai bagian dari
geografi, dibandingkan kartografi. Meskipun demikian, lambat laun
disadari bahwa penginderaan jauh merupakan satu-satunya alat utama dalam
geografi yang mampu memberikan synoptic overview –pandangan secara
ringkas namun menyeluruh– atas suatu wilayah sebagai titik tolak kajian
lebih lanjut. Penginderaan jauh juga mampu menghasilkan berbagai macam
informasi keruangan dalam konteks ekologis dan kewilayahan yang menjadi
ciri kajian geografis. Di samping itu, dari sisi persentasenya,
pendidikan penginderaan jauh di Amerika Serikat, Australia dan Eropa
lebih banyak diberikan oleh bidang ilmu (departemen, ‘school’ atau
fakultas) geografi.
Dari segi metode yang digunakan, dikenal metode penginderaan jauh manual
atau visual dan metode penginderaan jauh digital. Penginderaan jauh
manual memanfaatkan citra tercetak atau ‘hardcopy’ (foto udara, citra
hasil pemindaian scanner di pesawat udara maupun satelit) melalui
analisis dan interpretasi secara manual/visua]. Penginderaan jauh
digital menggunakan citra dalam format digital, misalnya hasil
pemotretan kamera digital, hasil pemindaian foto udara yang sudha
tercetak, dan hasil pemindaian oleh sensor satelit, dan menganalisisnya
dengan bantuan komputer. Baik metode manual maupun digital menghasilkan
peta dan laporan. Peta hasil metode manual dapat dikonversi menjadi peta
tematik digital melalui proses digitisasi (sering diistilahkan
digitasi).
Metode manual kadangkala juga dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu
melalui proses interpretasi di layar monitor (on-screen digitisation),
yang langsung menurunkan peta digital. Metode analisis citra digital
menurunkan peta tematik digital secara langsung. Peta-peta digital
tersebutd dapat di-’lay out’ dan dicetak untuk menjadi produk
kartografis (disebut basis dat kartografis), namun dapat pula menjaid
masukan (input) dalam suatu sistem informasi geografis sebagai basis
data geografis. Peta-peta itu untuk selanjutnya menjaid titik toak para
geografiwan dalam menjalankan kajian geografinya.
Kartografi
Kartografi atau pemetaan mempelajari representasi permukaan bumi dengan
simbol abstrak. Bisa dibilang, tanpa banyak kontroversi, kartografi
merupakan penyebab meluasnya kajian geografi. Kebanyakan geografer
mengakui bahwa ketertarikan mereka pada geografi dimulai ketika mereka
terpesona oleh peta di masa kecil mereka. walaupun subdisiplin ilmu
geografi lainnya masih bergantung pada peta untuk menampilkan hasil
analisisnya, pembuatan peta itu sendiri masih terlalu abstrak untuk
dianggap sebagai ilmu terpisah.
Kartografi berkembang dari kumpulan teknik menggambar menjadi bagian
sebuah ilmu. Seorang kartografer harus memahami psikologi kognitif dan
ergonomi untuk membuat simbol apa yang cocok untuk mewakili informasi
tentang bumi yang bisa dimengerti orang lain secara efektif, dan
psikologi perilaku untuk memengaruhi pembaca memahami informasi yang
dibuatnya. Mereka juga harus belajar geodesi dan matematika yang tidak
sederhana untuk memahami bagaimana bentuk bumi berpengaruh pada
penyimpangan atau distorsi dari proses proyeksi ke bidang datar.
Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis membahas masalah penyimpanan informasi
tentang bumi dengan cara otomatis melalui komputer secara akurat secara
informasi. Sebagai tambahan pada subdisiplin ilmu geografi lainnya,
spesialis SIG harus mengerti ilmu komputer dan sistem database. SIG
memacu revolusi kartografi sehingga sekarang hampir semua pembuatan peta
dibuat dengan piranti lunak (software) SIG.
Metode kuantitatif geografi
Metode kuantitatif geografi membahas metode numerik yang khas (atau
paling tidak yang banyak ditemukan) dalam geografi. Sebagai tambahan
pada analisis keruangan, anda mungkin akan menemukan analisis klaster,
analisis diskriminan dan uji statistik non-parametris pada studi
geografi.
Bidang Terkait
Perencanaan Kota dan Wilayah
Perencanaan kota dan wilayah menggunakan ilmu geografi untuk membantu
mempelajari bagaimana membangun (atau tidak membangun) suatu lahan
menurut kriteria tertentu, misalnya keamanan, keindahan, kesempatan
ekonomi, perlindungan cagar alam tau cagar budaya, dsb. Perencanaan
kota, baik kota kecil maupun kota besar, atau perencanaan pedesaan
mungkin bisa dianggap sebagai geografi terapan walau mungkin terlihat
lebih banyak seni dan pelajaran sejarah. Beberapa masalah yang dihadapi
para perencana wilayah di antaranya adalah eksodus masyarakat desa dan
kota dan Pertumbuhan Pintar (Smart Growth).
Ilmu wilayah
Pada tahun 1950-an, gerakan ilmu wilayah muncul, dipimpin oleh Walter
Isard untuk menghasilkan lebih banyak dasar kuantitatif dan analitis
pada masalah geografi, sebagai tanggapan atas pendekatan kualitatif pada
program geografi tradisional. Ilmu wilayah berisi pengetahuan bagaimana
dimensi keruangan menjadi peran penting, seperti ekonomi regional,
pengelolaan sumber daya, teori lokasi, perencanaan kota dan wilayah,
transportasi dan komunikasi, geografi manusia, persebaran populasi,
ekologi muka bumi dan kualitas lingkungan.
Pendidikan tinggi
Di Indonesia, perguruan tinggi yang membuka program studi Geografi
sebagai ilmu murni hanya tiga perguruan tinggi negeri, yaitu Universitas
Indonesia (UI), UGM (Universitas Gadjah Mada), dan UM (Universitas
Negeri Malang) dan satu perguruan tinggi swasta (Universitas
Muhammadiyah Surakarta). Sedangkan program studi Pendidikan Geografi ada
di 45 perguruan tinggi.
UGM, Geografi telah berkembang lebih jauh sehingga menjadi Fakultas
tersendiri sejak tahun 1963, yaitu Fakultas Geografi. Saat ini telah
mempunyai jenjang pendidikan tinggi dari D3 (diploma) Penginderaan Jauh
dan SIG, S1, S2 dan S3. Fakultas Geografi UGM juga mempelajari ilmu
Perencanaan dan Pengembangan wilayah.
Di UI, Geografi menjadi jurusan dari Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA). Geografi dipelajari sebagai bagian terapan
ilmu-ilmu murni sejajar dengan Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi.
Fakultas Geografi UMS didirikan oleh sejumlah alumni dan dosen Fakultas
Geografi UGM. Para Alumni Pendidikan Tinggi Geografi kemudian membentuk
sebuah asosiasi profesi yang disebut dengan Ikatan Geografiwan Indonesia
(IGI). Disamping itu, dalam wadah yang lebih sempit, para Geografiwan
dari UGM juga mempunyai wadah Ikatan Geografiwan Universitas Gadjah Mada
(disingkat IGEGAMA).
Bakosurtanal, salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND)
berkumpul banyak alumni Geografi, baik dari UI, UGM maupun UMS.
Ahli geografi
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar Ahli Geografi
Berikut daftar beberapa ahli geografi:
Aziz Ab’Saber
Alexander Dalrymple
Eberhard August Wilhelm von Zimmermann
Heinrich Schliemann
Prince Roland Bonaparte
Dalam kepustakaan, diketahui geografi termasuk pengetahuan yang
sudah tua. Akan tetapi struktur keilmuaannya selalu dapat menyesuaikan
dengan perkembangan zaman. Di Imdonesia, penyebutan geografi sebagai
ilmu dikenal dengan berbagai macam istilah. Dalam bahasa Belanda,
geografi disebut dengan Ardrijkskunde dan dalam bahasa Inggris dikenal
dengan Geography.
Dalam bahasa Indonesia sendiri, dulu geografi disebut dengan ilmu
bumi. Pemakaian istilah ilmu bumi di Indonesia sendiri dinilai kurang
cocok, karena dikhawatirkan akan mengaburkan 2 ilmu yang berbeda, yakni
Geografi dan Geologi. Secara etimologis, kedua bidang tersebut berkaitan
dengan pengetahuan bumi. Apabila dilihat dari onjek kajiaannya, maka
akan ditemukan perbedaan yang sangat mencolok.
Apabila dilihat dari akar katanya, istilah geografi sendiri
berasal dari 2 kata, Geos yang berarti bumi dan Graphien yang artinya
gambaran atau pencitraan. Penggabungan dari 2 kata tersebut menghasilkan
arti dari ilmu itu sendiri, yakni ilmu yang mecitrakan atau
menggambarkan keadaan bumi.
Istilah Geografi sendiri pertama kali diperkenalkan oleh seorang
ahli filsafat dan astronomi yang bernama Eratosthenes. Menurutnya
geografi berasal fari kata Geographika yang berarti tulisan atau
deskripsi tentang bumi. Pada masa itu, geografi pada umumnya
menceritakan berbagai tempat di permukaan bumi sebagai hasil
penjelajahan ke berbagai penjuru dunia yang dikenal dengan aliran
Logografi.
geografi
Definisi geografi telah banyak dikemukakan oleh para ahli
geografi, berikut ada beberapa Definisi Geografi Menurut Para Ahli,
semoga saja bisa bermanfaat bagi teman teman semua.
Definisi Geografi
Preston e James : Geografi dapat diungkapkan sebagai induk dari
segala ilmu pengetahuan” karena banyak bidang ilmu pengetahuan selalu
mulai dari keadaan muka bumi untuk beralih pada studinya masing-masing.
Lobeck (1939) : Gegografi adalah suatu studi tentang hubungan –
hubungan yang ada antara kehidupan dengan lingkungan fisiknya.
Frank Debenham (1950) : Geografi adalah ilmu yang bertugas
mengadakan penafsiran terhadap persebaran fakta, menemukan hubungan
antara kehidupan manusia dengan lingkungan fisik, menjelaskan kekuatan
interaksi antara manusia dan alam.
Ullman (1954) : Geografi adalah interaksi antar ruang
Maurice Le Lannou (1959) : Objek study geografi adalah kelompok manusia dan organisasinya di muka bumi.
James Fairgrive (1966) : Geografi memiliki nilai edukatif yang
dapat mendidik manusia untuk berpikir kritis dan bertanggung jawab
terhadap kemajuan-kemajuan dunia. Ia juga berpendapat bahwa peta sangat
penting untuk menjawab pertanyaan “di mana” dari berbagai aspek dan
gejala geografi.
Strabo (1970) : Geografi erat kaitannya dengan faktor lokasi,
karakterisitik tertentu dan hubungan antar wilayah secara keseluruhan.
Pendapat ini kemuadian di sebut Konsep Natural Atrribut of Place.
Paul Claval (1976) : Geografi selalu ingin menjelaskan gejala gejala dari segi hubungan keruangan.
Definisi Geografi
Prof. Bintarto (1981) : Geografi mempelajari hubungan kausal
gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang
menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui
pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan
program, proses, dan keberhasilan pembangunan.
Hasil seminar dan lokakarya di Semarang (1988) : Geografi adalah
ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan
sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.
Depdikbud (1989) : Geografi merupakan suatu ilmu tentang
permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang
diperoleh dari bumi.
Herioso Setiyono (1996) : Geografi merupakan suatu ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya
dan merujuk pada pola persebaran horisontal dipermukaan bumi.
Bisri Mustofa (2007) : Geografi merupakan ilmu yang menguraikan
tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna serta basil-basil
yang diperoleh dari bumi.
Richard Harstone (1939) : Geografi adalah sebuah ilmu yang
menampilkan relitas deferensiasi muka bumi seperti apa adanya,tidak
hanya dalam arti perbedaan – perbedaan dalam hal tertentu, tetapi juga
dalam arti kombinasi keseluruhan fenomena di setiap tempat, yang berbeda
dari keadaanya di tempat lain.
Karl Ritter (1779-1859) : Geografi merupakan suatu studi telaah mengenai bumi sebagai tempat hidup manusia.
Elsworth Huntington (1876-1947) : Geografi merupakan suatu studi
tentang alam dan persebarannya, melalui relasi antara lingkungan dengan
aktivitas atau kualitas manusia.
Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan
mengenai Definisi Geografi: ilmu yang mempelajari keragaman ruang
permukaan bumi sebagai tempat hidup manusia dengan aspek aspek alamiah
dan sosialnya, serta interelasi dari kedua aspek tersebut.
Ya itulah beberapa Definisi Geografi Menurut Para Ahli yang dapat saya bagikan kepada teman teman, semoga bermanfaat ya
PRINSIP GEOGRAFI
Pada geografi merupakan dasar mengkaji dan mengungkapkan gejala geografi yang ada di permukaan bumi.
Dan secara teoritis, prinsip-prinsip geografi yaitu sebagai berikut :
1. Prinsip Penyebaran
Prinsip Penyebaran dapat digunakan untuk menggambarkan gejala dan
fakta-fakta geografi dalam sebuah peta serta untuk mengungkapkan
hubungan antara gejala geografi yang satu dengan yang lain.
Hal tersebut disebabkan karena penyebaran gejala dan fakta geografi
tidak merata, antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain.
2. Prinsip Interrelasi
Prinsip Interrelasi digunakan untuk menganalisis hubungan antara gejala fisk dan non-fisik.
Prinsip ini juga dapat mengungkap gejala atau fakta geografi di suatu wilayah tertentu.
3. Prinsip Deskripsi
Prinsip ini digunakan untuk memberikan gambaran-gambaran lebih jauh tentang gejala dan masalah geografi yang dianalisis
Prinsip ini tidak hanya menampilkan deskripsi dalam bentuk peta, tetapi juga dalam bentuk diagram, maupun tabel.
4. Prinsip Korologi
Dengan prinsip korologi dapat dianalisis gejala, fakta, dn masalah
geografi yang ditinjau dari penyebaran, interrelasi, dan interaksinya
dalam ruangan.
PENDEKATAN DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
geosfer dengan sudut pendang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks
keruangan.
Secara mendasar, ruang lingkup ilmu geografi meliputi segala
fenomena yang terjadi di permukaan bumi dengan berbagai variasi dan
organsiasi keruangannya.
Oleh karena itu, geografi dapat memperoleh data dan fakta dimanapun dan kapanpun.
Geografi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia
dan lingkungannya, sehingga geografi memiliki objek dan ruang lingkup
kajian yang jelas.
Objek kajian geografi pada dasarnya terbagi dua, yaitu objek
material berupa fenomena geosfer yang terdiri dari beberapa lapisan,
yaitu litosfer, atmosfer, hidrosfer, biosferm dan antroposfer. Sedangkan
objek formalnya berkaitan dengan cara pandang terhadap suatu gejala
keruangan di muka bumi.
Objek formal adalah region di permukaan bumi terhadap yang memiliki
karakteristik tersendiri, sehingga dapat dibedakan dengan
wilayah-wilayah lain, biasanya didasarkan pada aspek alamiah dan aspek
sosial.
Objek formal ilmu geografi merupakan indikator dan daya pmbda dengan
ilmu-ilmulain, sedangkan ruang lingkup kajian geografi memungkinkan
manusia memperolh jawaban atas pertanyaan dunia sekelilingnya yang
menekankna pada aspek spesial, dan ekologis.
Bidang kajian geografi meliputi bumi, aspek dan proses yang
membentuknya, hubungan kausak dan spasial manusia dengan lingkungannya,
serta interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya.
Rhoad Murphey, dalam bukunya “The Scope of Geography”, mengemukakan 3
(tiga) pokok ruang lingkup study geografi, yaitu sebagai berikut :
1) Geografi mempelajari persebaran dan relasi umat manusia di
permukaan bumi. Selain itu, juga mengkaji aspek keruangan tempat hidup
manusia serta bagaimana manusia memanfaatkannya.
2) Geografi mempelajari hubungan timbal balik antara manusia
dengan lingkungan fisik )alam) sebagai bagian studi keanekaragaman
wilayah.
3) Geografi mempelajari kerangka regional dan analisis dari region yang mempunai cirri khusus.
Dari uraian tersebut diatas, jelaslah bahwa ruang lingkup geografi
tidak terlepas dari aspek alamiah dan aspek manusia (manusiawi)
Pengertian lingkungan pada geografi tidak hanya terbatas pada
pengertian lingkungan alam, tetapi juga pada lingkungan yang dihasilkan
manusia.
bagaimana peranan ilmu geologi dalam rangka membantu menjelaskan fenomena geografi?
1 tahun lalu
Lapor Penyalahgunaan
Arie Krisanti Arie Krisanti
Kontributor Populer adalah seseorang yang berpengetahuan luas dalam kategori tertentu.
Jawaban Terbaik – Dipilih oleh Suara Terbanyak
Ilmu bumi (Inggris: earth science, geoscience) adalah suatu istilah
untuk kumpulan cabang-cabang ilmu yang mempelajari bumi. Cabang ilmu ini
menggunakan gabungan ilmu fisika, geografi, matematika, kimia, dan
biologi untuk membentuk suatu pengertian kuantitatif dari
lapisan-lapisan bumi.
Dalam melaksanakan kajiannya, ilmuwan dalam bidang ini
menggunakan metode ilmiah, yaitu formulasi hipotesa melalui pengamatan
dan pengumpulan data mengenai fenomena alam yang dilanjutkan dengan
pengujian hipotesa-hipotesa tersebut.
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan
dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di
atas permukaan bumi.
Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi
tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga
mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan
“lokasi pada ruang.” Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan
oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari
perbedaan yang terjadi itu.
materi referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_bumi
1 tahun lalu
Diposkan oleh putri gerhana di 23:12 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Lapisan tanah
Terjemahkan :
Pengunjung Blog
Web Counter
Free Counter
Langsung ke: navigasi, cari
Lapisan tanah adalah formasi yang dibentuk oleh berbagai lapisan
dalam tanah]] yang secara spesifik dapat dibedakan secara geologi,
kimia, dan biologi, termasuk proses pembentukannya. Ketika usia tanah
meningkat, lapisan tanah umumnya lebih mudah untuk diamati.
Pengidentifikasian dan pendeskripsian lapisan yang ada adalah langkah
pertama dalam mengklasifikasikan tanah dalam level yang lebih tinggi,
menggunakan berbagai sistem seperti USDA soil taxonomy atau Australian
Soil Clasification. Badan dunia World Reference Base for Soil Resources
memberikan daftar 40 ciri lapisan tanah: Albic, Andic, Anthraquic,
Anthropedogenic, Argic, Calcic, Cambic, Chernic, Cryic, Duric, Ferralic,
Ferric, Folic, Fragic, Fluvic, Gypsic, Histic, Hydragric, Hortic,
Irragric, Melanic, Mollic, Natric, Nitic, Ochric, Petrocalcic,
Petroduric, Petrogypsic, Petroplinthic, Plaggic, Plinthic, Salic,
Spodic, Sulfuric, Takyric, Terric, Umbric, Vertic, Vitric, Yermic.
Endapan baru dari tanah seperti alluvium, pasir, dan abu vulkanik
mungkin tidak memiliki sejarah pembentukan lapisan dan hanya suatu
lapisan endapan yang dapat dibedakan dari tanah yang ditutupinya.
Setiap tanah biasanya memiliki tiga atau empat lapisan yang berbeda.
Lapisan dibedakan umumnya pada keadaan fisik yang terlihat, warna dan
tekstur adalah yang utama. Hal ini membawa pengklasifikasian lebih
lanjut dalam hal tekstur tanah yang dipengaruhi ukuran partikel, seperti
apakah tanah itu lebih berpasir atau lebih liat dari pada lapisan tanah
di atas dan di bawahnya.
Sebagian besar jenis tanah mengacu pada pola utama lapisan tanah yang
kadang-kadang disebut dengan lapisan tanah yang ideal. Setiap lapisan
ditandai dengan huruf, dengan urutannya sebagai berikut: O-A-B-C-R.
Lapisan O
Huruf O menujukkan kata “organik”. lapisan ini disebut juga dengan
humus. Lapisan ini didominasi oleh keberadaan material organik dalam
jumlah besar yang berasal dari berbagai tingkat dekomposisi. Lapisan O
ini tidak sama dengan lapisan dedaunan yang berada di atas tanah, yang
sesungguhnya bukan bagian dari tanah itu sendiri.
Lapisan A
Lapisan A adalah lapisan atas dari tanah, sehingga diberi huruf A.
Kondisi teknis dari lapisan A mungkin bervariasi, namun seringkali
dijelaskan sebagai lapisan tanah yang relatif lebih dalam dari lapisan
O. Lapisan ini memiliki warna yang lebih gelap dari pada lapisan yang
berada di bawahnya dan mengandung banyak material organik. Dan mungkin
lapisan ini lebih ringan dan mengandung lebih sedikit tanah liat.
Lapisan A dikenal sebagai lapisan yang memiliki banyak aktivitas
biologi. Organisme tanah seperti cacing tanah, arthropoda, nematoda,
jamur, dan berbagai spesies bakteri dan bakteri archaea terkonsentrasi
di sini, dan seringkali berhubungan dengan akar tanaman.
Lapisan B
Lapisan B umunya disebut lapisan tanah bawah, dan mengandung lapisan
mineral yang mirip dengan lapisan mineral tanah liat seperti besi atau
aluminium, atau material organik yang sampai ke lapisan tersebut oleh
suatu proses kebocoran. Akar tanaman menembus lapisan tanah ini, namun
lapisan ini sangat miskin material organik. Lapisan ini umumnya berwarna
kecoklatan, atau kemerahan akibat tanah liat dan besi oksida yang
terbilas dari lapisan A.
Lapisan C
Lapisan C dinamakan karena berada di bawah A dan B. lapisan ini
sedikit dipengaruhi oleh keberadaan proses pembentukan tanah dari bawah.
Lapisan C ini mungkin mengandung bebatuan yang belum mengalami proses
pelapukan. Lapisan C juga mengandung material induk.
Lapisan R
Lapisan R didefinisikan sebagai lapisan yang mengalami sebagian
pelapukan bebatuan menjadi tanah. Berbeda dengan lapisan di atasnya,
lapisan ini sangat padat dan keras dan tidak bisa digali dengan tangan.
Susunan Tanah beserta Jenis-jenisnya
13 Votes
Menurut susunannya, lapisan tanah terdiri atas lapisan tanah
atas, lapisan tanah bawah, dan bahan induk tanah. Tanah lapisan paling
atas umumnya sangat subur. Hal ini karena lapisan tanah atas bercampur
dengan humus.Tanah yang kaya dengan humus berwarna lebih hitam
dibandingkan jenis tanah yang lain. Sementara itu,tanah lapisan bawah
kurang subur dan mempunyai warna lebih terang.Tanah lapisan
bawahmengandung sedikit humus.
Humus berasal dari pembusukan hewan atau tumbuhan yang telah mati.
Proses pembusukan ini dibantu oleh hewan-hewan yang hidup di tanah,
misalnya cacing tanah. Cacing tanah ini memakan sampah-sampah yang ada
di permukaan tanah. Pembusukan itu menghasilkan bahan-bahan organik.
Sampah-sampah yang tidak dimakan oleh hewan-hewan ini, akan diuraikan
oleh jamur.
Lapisan tanah yang terakhir atau paling bawah yaitu bahan induk
tanah. Bahan induk tanah merupakan lapisan tanah yang terdiri atas
bahan-bahan asli hasil pelapukan batuan. Lapisan ini disebut lapisan
tanah asli karena tidak tercampur dengan hasil pelapukan dari batuan
lain. Biasanya lapisan tanah ini warnanya sama dengan warna batuan
asalnya.
Dilihat dari ukuran, bentuk, dan warnanya butiran tanah
berbeda-beda. Ada yang butirannya terasa kasar pada jari-jari tangan dan
ada yang halus. Ada yang warnanya gelap dan ada yang agak terang. Tanah
yang kita tempati sekarang ini terdiri atas berbagai macam bahan padat.
Bahan padat ini berasal dari serpihan-serpihan batuan hasil pelapukan.
Bahan padat lainnya berasal dari sisa-sisa makhluk hidup atau sampah
yang telah membusuk dan hancur.
Menurut butiran-butiran penyusunnya, tanah terdiri atas batu,
kerikil, pasir, lumpur, tanah liat, serta debu. Batu kerikil merupakan
penyusun tanah yang terbesar ukurannya. Butiran pasir berukuran lebih
kecil daripada kerikil. Butiran lumpur lebih kecil daripada pasir dan
bercampur dengan air. Butiran tanah liat lebih kecil daripada butiran
lumpur. Butiran tanah yang paling kecil adalah debu. Butiran debu ini
sangat halus dan ringan sehingga mudah diterbangkan angin. Penyusun
tanah sangat erat kaitannya dengan daya peresapan air. Tanah yang
mengandung banyak debu atau butiran-butiran tanah liat sukar dilalui
air. Sebaliknya, tanah yang mengandung banyak pasir mudah dilalui air.
Bahan-bahan pembentuk tanah dapat berbeda-beda dari satu tempat
dengan tempat lainnya. Demikian juga dengan jenis-jenis tanah. Jenis
tanah juga dapat berbeda di setiap tempat. Hal ini tergantung pada jenis
batuan yang mengalami pelapukan di tempat itu. Jenis tanah dapat
dibedakan menjadi tanah berhumus, tanah berpasir, tanah liat, dan tanah
berkapur.
a. Tanah Berhumus
Tanah humus berada di lapisan atas, berwarna gelap dan bersifat
gembur. Tanah humus terbentuk dari pembusukkan tumbuhan. Tanah humus
banyak terdapat di hutan tropis. Tanah berhumus merupakan tanah yang
paling subur.
b. Tanah Berpasir
Tanah berpasir mudah dilalui air atau bersifat porous dan mengandung
sedikit bahan organik. Tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan. Pada
umumnya, tanah berpasir tidak begitu subur karena mengandung sedikit
humus tetapi jenis tanah ini cocok digunakan sebagai bahan bangunan.
Namun, ada tanah berpasir yang subur, misalnya tanah berpasir di sekitar
gunung berapi. Hal ini karena adanya abu vulkanik yang mengandung
banyak unsur hara.
c. Tanah Liat
Tanah liat atau lempung sangat sulit dilalui air. Tanah lempung
terdiri atas butiran liat yang halus sehingga bersifat liat. Tanah ini
sangat lengket dan mudah dibentuk ketika basah. Oleh karena itu, tanah
liat sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan batu bata dan
gerabah.
d. Tanah Berkapur
Tanah ini terbentuk dari pelapukan bebatuan. Tanah jenis ini sangat
mudah dilalui air dan mengandung sedikit sekali humus. Oleh karena itu,
tanah berkapur tidak begitu subur. Tanah ini cocok untuk ditanami pohon
jati.
e. Tanah Gambut
Tanah gambut terbentuk di daerah rawa-rawa. Tanah ini bersifat asam,
berwarna gelap, serta bertekstur basah dan lunak. Tanah gambut kurang
subur sehingga kurang cocok untuk pertanian.
f. Tanah Vulkanik
Tanah vulkanik banyak terdapat di lereng gunung. Tanah ini terbentuk
dari material abu yang tertinggal setelah terjadi letusan gunung
berapi. Tanah vulkanik bersifat sangat subur sehingga sangat baik untuk
pertanian.
g. TanahPodzolik
Tanah podzolik mudah ditemukan di daerah pegunungan yang bercurah
hujan tinggi dan beriklim sedang. Tanah ini terbentuk dari pelapukan
batuan yang banyak mengandung kuarsa sehingga tanah podzolik berwarna
kecoklatan. Tanah podzolik kurang subur sehingga kurang cocok untuk
pertanian.
h. Tanah Aluvial
Tanah aluvial disebut juga tanah endapan karena terbentuk dari
endapan lumpur yang terbawa oleh air hujan ke dataran rendah. Tanah
aluvial bersifat sangat subur sehingga cocok untuk pertanian.
i. Tanah Laterit
Tanah laterit berada di lapisan bawah. Tanah ini berwarna kemerah-merahan dan tidak subur karena tidak mengandung humus.
Jenis tanah yang berbeda menyebabkan tanah mempunyai manfaat yang
berbedabeda pula. Tanah yang subur baik untuk bercocok tanam. Kerikil
dan pasir dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Tanah liat digunakan
sebagai bahan pembuatan gerabah, batu bata, genting, dan benda kerajinan
lain. Jenis-jenis tanah penting kita ketahui terutama jika akan
bercocok tanam. Jenis tanah menentukan tingkat penyerapan air, kandungan
mineral tanah, dan kemampuanakar tumbuhan menembus tanah. Untuk
rangkuman materi usunan tanah dan jenisnya.
hese ads
Tanah berasal dari proses penghancuran batuan yang telah lapuk.
Tanah merupakan sumber penghidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Tanah dapat diolah menjadi lahan pertanian untuk menghasilkan
bahan-bahan pemenuhan kebutuhan hidup. Hasil pertanian dapat kita olah
menjadi bahan makanan, pakaian dan obat-obatan.
Tanah terdiri dari beberapa lapisan. Bagian-bagian tanah pada setiap
lapisan memiliki tingkat kesuburan yang berbeda-beda. Perbedaan
tersebut disebabkan karena bahan-bahan yang terkandung di dalam tanah
tidak sama. Lapisan-lapisan tanah antara lain sebagai berikut:
1. Tanah lapisan atas
Tanah lapisan atas berwarna gelap kehitam-hitaman. Tanah lapisan
atas bersifat gembur dan subur. Tanah ini subur karena banyak mengandung
humus dan berbagai jasad hidup. Tanah ini sangat cocok untuk kehidupan
tumbuh-tumbuhan.
2. Tanah lapisan bawah
Warna tanah lapisan bawah lebih muda atau terang daripada warna
tanah pada lapisan atas. Tanah ini kurang subur untuk dijadikan lahan
pertanian karena sedikit mengandung humus dan jasa hidup.
3. Lapisan bahan induk tanah
Bahan induk tanah berwarna kemerah-merahan. Tanah lapisan atas dan
tanah lapisan bawah berasal dari bahan induk tanah. Tanah ini sering
kita dapatkan pada daerah yang bergunung-gunung.
4. Lapisan batuan induk
Batuan induk sifatnya pejal dan merupakan lapisan tanah yang paling
bawah. Lapisan ini didominasi oleh batuan pecah yang berukuran besar
sebelum akhirnya lapuk menjadi batuan yang lebih kecil.
Tanah tidak hanya terdiri atas satu lapisan saja. Susunan lapisan
tanah terdiri atas: humus, lempung, geluh pasir, dan kerikil. Tanah yang
baik adalah tanah yang banyak mengandung humus dan memiliki
perbandingan bagian pasir, geluh, dan lempung yang sama. Tanah yang
mengandung humus pada umumnya berada di dataran rendah dengan aliran air
yang cukup.
Proses penyuburan tanah sangat bergantung pada makhluk hidup yang
ada di dalam tanah. Hewan yang sangat berguna untuk proses penyuburan
tanah adalah cacing, mikroba, dan binatang-binatang kecil lainnya.
Mereka membentuk lubang dan mengatur pertukaran air dan udara di dalam
tanah.
Hewan-hewan tadi mengubah sisa-sisa daun, ranting, batang, akar, dan
sisa binatang yang telah membusuk menjadi humus. Mereka bernapas dan
mencari makanan kesana kemari di dalam tanah sehingga tanah menjadi
gembur. Semoga informasi ini bisa berguna untuk memperluas pengetahuan
Anda.
Pemeriksaan Lapisan Tanah dg cara Test Pit
15/07/2012 by Afret Nobel, ST, mm, phd.
A. Maksud
Percobaan ini adalah untuk mengetahui susunan lapis tanah dan juga jenis tanah sampai kedalaman tertentu.
B. Benda Uji
Pengujian dilakukan dilapangan.
C. Alat
Cangkul
Cetok
Linggis
Meteran (alat ukur)
D. Pelaksanaan
Membersihkan lokasi yang digali.
Membuat lubang dengan ukuran panjang 1 m, lebar 1m dan kedalaman 1m.
Setelah selesai membuat lubang maka lapisan tanah diamati
kemudian digambar susunan dan tebal lapisan tanahnyadan juga jenis tanah
tiap lapis.
apisan Tanah
Tanah terdiri atas lapisan-lapisan. Lapisan tanah berturut-turut dari atas ke bawah adalah seperti pada gambar berikut.
A. Tanah Lapisan Atas
Tanah lapisan atas berwarna
gelap dan kehitam-hitaman, tebalnya antara 10 – 30 cm. Lapisan ini
merupakan lapisan tersubur, karena adanya bunga tanah atau humus.
Lapisan tanah atas (top soil) merupakan bagian yang optimum untuk
kehidupan tumbuh-tumbuhan.
Semua komponen-komponen tanah terdapat di lapisan ini, yaitu mineral
45%, bahan organik 5%, air antara 20 – 30% dan udara dalam tanah antara
20 – 30%.
B. Tanah Lapisan Bawah
Tanah lapisan bawah warnanya lebih cerah dan lebih padat daripada
tanah lapisan atas. Lapisan tanah ini tebalnya antara 50 – 60 cm, lebih
tebal dari lapisan tanah atas, sering disebut tanah cadas atau tanah
keras. Di lapisan tanah ini kegiatan jasad hidup mulai berkurang.
Biasanya ditumbuhi tanaman berumur panjang dan berakar tunggang dalam
dan panjang agar mencapai lapisan tanah.
C. Batuan Induk Tanah
Batuan induk merupakan batuan asal dari tanah. Lapisan tanah ini
warnanya kemerah-merahan atau kelabu keputih-putihan. Lapisan itu dapat
pecah dan diubah dengan mudah, tetapi sukar ditembus akar. Di
lereng-lereng gunung, lapisan itu sering terlihat jelas karena lapisan
atasnya telah hanyut oleh air hujan.
Semakin ke dalam lapisan ini merupakan batuan pejal yang belum
mengalami proses pemecahan. Pada lapisan ini tumbuhan jarang bisa hidup.
Posted by Fina Alvia Rahma at 9:45 PM
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
truktur tanah
Pengertian Tanah
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun atas mineral dan
bahan organik.Tanah sangat berperan dalam kehidupan makhluk hidup di
bumi karena tanah membantu pertumbuhan tumbuhan dengan menyediakan
hara,air dan unsur-unsur yang di perlukan tumbuhan untuk tumbuh
sekaligus sebagai penopang akar Tanah juga menjadi habitat hidup bagi
makhluk mikroorganisme.Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi
tempat untuk hidup dan bergerak.Dari segi klimatologi, tanah memegang
peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah
sendiri juga dapat tererosi.Komposisi tanah berbeda-beda pada satu
lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari
tanah.
Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan
jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam /
jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
1. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
2. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian
yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki
butir kasar dan berkerikil.
3. Tanah Alluvial / Tanah Endapan
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang
mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan
cocok untuk lahan pertanian.
4. Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di
pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.
5. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi
letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis
tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
6. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan
kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut
dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan
Lampung.
7. Tanah Mediteran / Tanah Kapur
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk
dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa
Tengah dan Jawa Timur.
8. Tanah Gambut / Tanah Organosol
Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk
bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa.
Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.
Para Ilmuan membagi bumi menjadi tiga (3) bagian yaitu lapisan inti(core),lapisan mantel(mantle),dan lapisan kerak(crust).
a.Inti bumi(core)
Inti Bumi (core) adalah lapisan bumi yang terletak di tengah2
bumi/pusat bumi dengan ketebalan 3500 km. Inti bumi bagian luar tedapat
bagian cair, sedangkan bagian dalam berbentuk padat yang mempunyai suhu
sangatlah panas sekitar 3000-5000 derajat celcius.
b.Mantel bumi(mantle)
Mantel Bumi (mantle) adalah lapisan batuan yang menyelubungi
lapisan inti dengan ketebalan 2900 km. Suhu pada lapisan mantel bumi
adalah sekitar 2800 derajat celcius.
c.kerak bumi(crust)
Kerak Bumi (crust) adalah lapisan bumi yang paling luar yang
terdiri dari 2 lapisan yaitu kerak benua yang merupakan daratan dan
kerak samudra yang tertutupi oleh perairan.Kerak benua memiliki
ketebalan sekitar35 km sedangkan kerak samudra hanya sekitar 7 km.
B.Peran Tanah
Tanah sangat penting peranannya bagi kahidupan di bumi salah
satunya tumbuhan, tanah juga mempunyai struktur yang berongga yang
berguna untuk akar tumbuhan untuk bernapas dan tumbuh, tanah juga
mempunyai fungsi penting untuk menyimpan air dan menekan erosi.
Beberapa Fungsi tanah yaitu :
1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran.
2. Penyedia kebutuhan primer tanaman.
3. Penyedia kebutuhan skunder tanaman.
4. Sebagai tempat hidup biota tanah.
Tanah juga berfungsi melindungi tanaman dari serangan hama &
penyakit dan damapak negatif dari pestisida maupun limba imdustri yang
berbahaya yang terdapat di sekitar tanaman.
Tanah tersusun atas beberapa komponen yaitu bahan
anorganik(mineral),bahan organik,air dan udara.Berikut presentase
kandungen tanah diatas :
-bahan anorganik:40%
-biota :5%
-bahan organik :10%
C.ProfilTanah
Profil merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat
dengan cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu
dan kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan
keperluan penelitiannya. Dalam hal ini misalnya untuk keperluan genesa
tanah pada oksisol yang solumnya tebal, pembuatan profil tanah dapat
mencapai kedalaman sekitar 3 – 3,5 meter.
Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan
air. Struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian
dalam menaikkan laju permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas
tinggi menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan laju
air larian.
Tinggi muka air tanah berubah-ubah sesuai dengan keadaan iklim
tetapi dapat juga berubah karena pengaruh dari adanya kegiatan
konstruksi. Di tempat itu dapat juga terjadi muka air tanah dangkal, di
atas muka air tanah biasa, sedangkan kondisi dapat terjadi bila tanah
dengan permeabilitas tinggi di permukaan atasnya dibatasi oleh lapisan
muka air tanah setempat, tetapi berdasarkan tinggi muka air tanah pada
suatu tempat lain yang lapisan atasnya tidak dibatasi oleh lapisan rapat
air.
Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata
pori yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel
dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel,
makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien
permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah berbutir kasar yang
mengandung butiran-butiran halus memiliki harga k yang lebih rendah dan
pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan fungsi angka pori.
Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas untuk aliran sejajar lebih
besar dari pada permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Lapisan
permeabilitas lempung yang bercelah lebih besar dari pada lempung yang
tidak bercelah (unfissured).
D.Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan gambaran tingkat kekasartan atau
kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah.Tekstur tanah di tentikan
oleh proporsi tiga jenis partikel tanah,yaitu pasir,debu/endapan
lumpur,dan lempung/liat.pembagian ini berdasarklan ukuran partikel
ketiga jenis tanah tersebut.Pasir memiliki ukuran partikel paling besar
sedangkan lempung memiliki ukuran partikel paling kecil.
Tekstur tanah sangat menentukan kualitas tanah terutama dalam
dalam hal kemampuannya menahan air.tekstur tanah merupakan gambaran
tinkat kekasaran atau kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah.disini
tekstur tanah ditentukan 3 jenis partikel tanah
yaitu,pasir,debu/endapan lumpur,dan lempung/liat.disini dijelaskan pula
bahwa tanah yang mengandung banyak lempung dianggap memiliki tingkat
kesuburan yang tinggi.
E.Struktur Tanah
Struktur tanah terbentuk melalui Agregasi berbagai partikel tanah
yang menghasilkan bentuk/susunan tertentu pada tanah.Struktur tanah
juga menentukan ukuran dan jumlah rongga antar partikel tanah yang
mempengaruhi pergerakan air,udara,akar tumbuhan,dan organisme
tanah.Beberapa jenis struktur tanah adalah remah,butir(granular),
lempeng, balok,prismatik,dan tiang.
Pembagian jenis tanah yang dilakukan oleh para ilmuan ada
berbagai macam.Berikut ini adalah beberapa jenis tanah berdasarkan
USDA(United States Department of Agriculture) :
Entisols,adalah tanah yang terbentuk dari sedimen vulkanik serta batuan kapur & metamorf.
Histosols,adalah tanah yang terbentuk dari pembusukkan jaringan tanaman sehingga mengandung banyak bahan organik.
Inceptisols,adalah tanah mineral yang usianya masih muda.
Verticols,adalah tanah mineral dengan warna abu kehitaman,
mengandung lempung 30 % banyak terdapat di daerah beriklim kering dan
memiliki batuan induk kaya akan kation.
Oxisols,adalah tanah yang mengalami pencucian sehingga kandungan zat
hara sedikit sementara kandungan alumunium dan besi tinggi.
Andisols,adalah tanah berwarna gelap yang terbentuk dari endapan vulkanik.
Mollisols,adalah tanah mineral yang serupa dgn tanah praire, terbentuk dari batuan kapur.
Ultisols,adalah tanah yang berwarna kuning-merah yang telah mengalami pencucian.
F.kerusakan Tanah dan Upaya penaggulangannya.
Kerusakan tanah dapat berupa erosi(pengikisan tanah dan
pemindahan tanah oleh air atau angin)atau kehilangan(nutrien)dan bahan
organik.Kerusakan ini sebagian besar disebabkan aktivitas
manusia,diantaranya sebagai berikut :
Deforestasi
Deforestasi yang dilakukan manusia umumnya untuk kebutuhan kayu
atau untuk menyediakan lahan pemukiman/perkotaan,pertambangan,dan
pertanian.Hilangnya vegetasi akibat deforestasi menyebabkan lapisan
tanah mudah terbawa air ketika turun hujan,karena tidak ada akar pohon
ataupun bahan organik yang mengikat partikel tanah.Selain itu,hujan juga
dapat mempercepat pengikisan dan pemindahan unsur hara serta bahan
organik,sementara tidak ada cukup vegetasi yang dapat mengalami
pembusukan untuk menggantikan unsur hara dan bahan organik yang
hilang.Hilangnya vegetasi juga menyebabkan tingkat kelembapan tanah
menurun sehingga tanah menjadi kering.
Kerusakan Tanah..,,
01 Dec 2010 Leave a Comment
by faynaproject in Uncategorized
Kerusakan Tanah
Pada tanah yang sudah dikelola dan dimanfaatkan untuk budidaya
tanaman, proses dinamisasi tanah sangat tergantung kepada aktivitas
manusia dan vegetasi tanaman yang tumbuh. Manusia dapat melakukan
tindakan-tindakan yang mendorong kerusakan tanah atau sebaliknya memberi
perlakuan yang akan meningkatkan tingkat kesuburan dan produktivitas
tanah. Cara manusia mengelola tanah serta menentukan pilihan tanaman di
suatu lahan sangat berpengaruh terhadap perubahan tanah tersebut.
Pada dasarnya, fungsi tanah untuk pertanian ada 2. Pertama, tanah
berperan sebagai sumber unsur hara atau makanan bagi tumbuhan. Kedua,
tanah merupakan media atau matriks tempat akar tumbuhan berjangkar,
tempat air tersimpan, dan tempat unsur-unsur hara pupuk dan air
ditambahkan. Kedua fungsi tanah di atas bisa hilang atau berkurang,
Berkurang atau hilangnya fungsi tanah disebut kerusakan tanah.
Penurunan fungsi yang pertama dapat diperbaharui dengan cara pemupukan
dan pemberian bahan organik. Akan tetapi, berkurangnya atau hilangnya
fungsi yang kedua sangat sulit diperbaiki karena membutuhkan waktu yang
sangat panjang, puluhan sampai ratusan tahun.
Menurut Arsyad (1989) kerusakan tanah dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain:
Kehilangan unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran tanaman
Terakumulasinya garam pada daerah perakaran atau tersingkapnya unsur beracun ke daerah perakaran
Penjenuhan tanah oleh air (drainase terhambat)
Erosi.
Kerusakan tanah akibat salah satu faktor di atas dapat menurunkan
kemampuan tanah dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Kehilangan hara
atau bahan organik terjadi karena diambil tanaman secara berlebihan
tanpa diimbangi dengan pemasukan (pemupukan) atau hilang karena terbawa
aliran air dan angin. Unsur hara yang mengalami proses oksidasi-reduksi
dalam tanah bisa berubah menjadi unsur yang dapat menguap ke udara.
Unsur yang tidak berbahaya bisa berubah menjadi senyawa yang mematikan
tanaman. Mineral pirit (FeS2) yang berada di lapisan bawah tanah gambut
dapat teroksidasi bila didrainase secara berlebihan, sehingga
meracuni akar tanaman.
Air yang menggenang berpengaruh buruk terhadap perakaran tanaman
karena menghambar sirkulasi udara ke dalam tanah. Keadaan kekurangan
udara kemudian akan mennyebabkan perubahan keseimbangan hara tanah dan
mikroba di sekitar perakaran, sehingga akan berdampak negatif terhadap
kesuburan tanah dan dapat mengubah sifat-sifat fisik tanah yang berperan
dalam menjaga stabilitas agregat tanah. Kekurangan udara akan
menurunkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara. Paling tidak ada
3 pengaruh merusak dari kelebihan air, yaitu: (1) terbentuknya zat-zat
beracun, (2) kekurangan oksigen untuk proses respirasi tanaman, dan (3)
tidak terbentuknya ion nitrat karena proses-proses denitrifikasi.
Nitrat merupakan salah satu bentuk unsur N yang bisa diserap akar.
Erosi
Di daerah tropika seperti Indonesia yang bercurah hujan tinggi,
penyebab utama kerusakan tanah adalah erosi air. Erosi adalah
terkikisnya lapisan tanah dari suatu lokasi ke lokasi lain. Selain
disebabkan oleh air, erosi sendiri bisa terjadi karena hembusan angin.
Angin yang bertiup kencang akan memindahkan lapisan tanah atas. Erosi
angin jarang terjadi dan pengaruhnya tidak signifikan di Indonesia.
Erosi terdiri dari 2 macam, yaitu erosi normal dan erosi yang
dipercepat. Erosi normal bisanya terjadi pada hutan atau tanaman yang
tumbuh alami. Laju kehilangan tanah pada erosi normal lebih rendah atau
sama dibanding laju pembentukan tanah, sehingga tidak menimbulkan
kerugian atau kerusakan tanah. Erosi dipercepat adalah erosi yang
menimbulkan kerusakan tanah dan biasanya dipicu oleh perlakuan manusia
terhadap tanah tersebut. Dalam kaitannya dengan konservasi tanah, maka
erosi yang dipercepat merupakan macam erosi yang perlu mendapatkan
perhatian khusus.
Air merupakan media utama dalam kasus erosi yang dipercepat. Erosi
dipercepat karena air bisa terjadi akibat limpasan air hujan di
permukaan tanah, terkikisnya tanah oleh aliran air atau hempasan
gelombang, serta longsor. Air hujan yang jatuh akan menumbuk permukaan
tanah, mengganggu struktur tanah. Pada tanah yang berstruktur lunak
atau gembur, tumbukan hujan menyebabkan tanah akan terpercik ke
permukaan dan butiran-butiran yang tercerai akan jatuh kembali ke
permukaan tanah (rain-splash erosion). Aliran permukaan kemudian akan
membawa butiran-butiran tanah tersebut ke tempat lain. Bila aliran
permukaan atau limpasan air hujan (surface runoff) menggerus lapisan
atas secara merata, maka erosi yang terjadi disebut erosi lembar (sheet
erosion). Bila aliran permukaan membentuk alur-alur kecil di atas
tanah, maka dinamakan erosi alur (rill erosion). Namun bila aliran
permukaan membentuk saluran yang lebih dalam dan tidak dapat dihilangkan
dengan pengolahan tanah secara manual maka disebut erosi parit (gully
erosion).
erosi cipratan hujan erosi lembar
erosi alur erosi parit
( gambar 1 )
Urutan bentuk-bentuk erosi di atas sebagaimana diilustrasikan pada
Gambar 1 menunjukkan tingkat kerusakan yang ditimbulkannya. Erosi parit
lebih berbahaya dibanding erosi alur. Demikian juga, erosi lembar
lebih merusak dibanding erosi cipratan hujan. Urutan tersebut juga
menggambarkan bahwa sekecil apapun erosi yang terjadi tidak dapat
dibiarkan terus berlangsung, karena pada gilirannya akan semakin merusak
tanah. Erosi lembar kalau dibiarkan kemungkinan akan berkembang
menjadi erosi lembar atau erosi parit.
Erosi air umumnya akan menghilangkan atau mengurangi lapisan atas
tanah yang subur, gembur dan berkadar bahan organik tinggi. Akibatnya,
tanah menjadi miskin atau berkurang kesuburannya, berkurang kemampuannya
dalam menahan air, serta semakin padat dan sulit ditembus akar. Input
produksi yang dibutuhkan pada tanah-tanah yang tererosi agar bisa
mendukung pertumbuhan tanaman secara baik lebih banyak dibanding tanah
yang tidak tererosi.
Aliran sungai biasanya akan menyebabkan kerusakan dalam bentuk
longsoran tanah. Tanah-tanah yang berada di tebing sungai akan tergerus
pada bagian tepinya dan masuk ke aliran sungai. Bentuk erosi ini
dinamakan erosi tebing sungai. Erosi tebing sungai biasanya terkait
dengan banjir dan tata guna lahan di bagian daerah aliran sungai.
Lahan-lahan yang gundul tidak mampu menangkap air hujan yang datang,
sehingga air langsung masuk ke sungai.
Longsor adalah bentuk lain dari erosi. Bila dalam proses erosi
tanah terangkut secara bertahap, maka pada kejadian longsor tanah
terangkut sekaligus dalam jumlah yang besar. Longsor terjadi akibat
meluncurnya suatu volume tanah di atas lapisan agak jenuh air dan ini
bisanya terjadi pada lereng yang cukup curam.
Erosi yang menggerus lapisan atas tanah berakibat buruk bagi tanah
dan tanaman. Menurut laporan Cuff (1978) erosi yang mengikis 1 cm
lapisan olah tanah dalam luasan 1 ha akan membawa setara 350 kg
nitrogen (N), 90 kg fosfat (P), 1.000 kg kalium (K), 650 kg magnesium
(Mg), dan 1.050 kg kalsium (Ca).
Banyaknya unsur hara yang hilang dari tanah yang tererosi tergantung
kepada banyaknya hara yang terbawa serta besarnya erosi. Secara umum
kehilangan unsur hara dapat dihitung dengan cara mengalikan kandungan
unsur hara dalam tanah dengan jumlah tanah yang hilang. Kehilangan
unsur hara kemudian diikuti oleh penurunan produktivitas tanaman.
Disamping berakibat buruk pada tanah yang tergerus, erosi juga
menyebabkan gangguan pada lokasi lain, dimana bahan yang tererosi
diendapkan. Tanah yang terbawa oleh erosi akan mengendap di tempat lain
dan ini juga menjadi problem. Kalau tanah tersebut terbawa sungai
kemudian masuk ke bendungan atau dam, maka hal itu dapat menyebabkan
pendangkalan. Umur pakai dam atau bendungan akan berkurang secara
drastis. Proses pendangkalan biasanya akan diikuti dengan eutrofikasi
atau pengkayaan air dam sehingga akan ditumbuhi oleh eceng gondok dan
tanaman air lainnya. Tumbuhan yang menutupi permukaan air ini akan
menghambat difusi oksigen kedalam air, sehingga bisa merusak ekosistem
dan kualitas air.
by: http://222.124.230.101/konservasi_tanah/kerusakan_tanah.htm
Ristri Rahayu
08303244024
pendidikan kimia NR’08